Pupuk
organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup,
seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar
haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa),
limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah).
Sejarah
Sejarah
penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian.
Penggunaan pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal
bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari
penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari kebudayaan tua
manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, Cina, dan Amerika
Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai
tersebut sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui
banjir yang terjadi setiap tahun. Di Indonesia, pupuk organik sudah lama
dikenal para petani. Penduduk Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum
diterapkannya revolusi hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan
petani lebih suka menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya,
jumlahnya jauh lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan
mudah diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan,
sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi pertanian.
Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan
sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan telah membuat mereka
beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
Terbentuknya Pupuk Organik
Di dalam tanah banyak organisme pengurai
baik makro maupun mikro. Pupuk organik terbentuk karena kerjasama organisme
pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Sisa bahan organik dihancurkan
oleh organisme dan unsur-unsur terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut
harus larut dalam air sehingga memudahkan absorbsi oleh akar tanaman. Makro
organisme berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik dari bentuk kasar
menjadi lebih halus. Sementara mikroorganisme berperan dalam penguraian bahan
organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah
menjadi senyawa. Beberapa mikroorganisme penting antara lain, ganggang, fungi,
actinomycetes, serta bakteri.
Fungsi dan Peran Pupuk Organik
Salah satu pembentuk tanah adalah bahan
organik, sehingga penambahan bahan organik ke dalam tanah sangat penting.
Pemberian pupuk organik berpengaruh positif terhadap tanaman. Dengan bantuan
jasad renik dalam tanah maka bahan organik akan berubah menjadi humus. Humus
merupakan perekat bagi butir-butir tanah saat membentuk gumpalan. Akibatnya
susunan tanah akan menjadi lebih baik terhadap gaya-gaya perusak dari luar,
seperti hayutan air (erosi). Selain itu pemberian pupuk organik akan menambah unsur
hara sekalipun dalam jumlah kecil.
- Penambahan
hara, humus, serta bahan organik dalam tanah menimbulkan efek residual, yaitu
berpengaruh dalam jangka panjang.
- Pemberian
pupuk organik menyebabkan terjadinya perbaikan struktur tanah. Sehingga sifat
fisik dan kimia tanah ikut diperbaiki. Pemberian pada tanah berpasir
mengakibatkan daya ikat tanah meningkat. Pemberian pada tanah berlempung akan
menjadi ringan, daya ikat air menjadi tinggi, daya ikat tanah terhadap unsur
hara meningkat, serta drainase dan tata udara tanah dapat diperbaiki. Tata
udara yang baik dengan kandungan air cukup akan menyebabkan suhu tanah lebih
stabil serta aliran air dan aliran udara tanah lebih baik.
- Sifat
biologi tanah dapat diperbaiki, sehingga mekanisme jasad renik menjadi hidup.
Pendapat beberapa ahli menyebutkan bahwa pemberian pupuk organik akan
meningkatkan populasi musuh alami patogen sehingga akan menekan aktivitas
saprofitik patogen.
- Pupuk
organik tidak merugikan kesehatan ataupun mencemari lingkungan.
Manfaat
Berbagai hasil
penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif
menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan, terutama terkait
dengan sangat rendahnya kandungan karbon organik dalam tanah, yaitu 2%. Padahal
untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5%.
Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik
kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan
kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka
panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi
lahan. Sumber bahan untuk pupuk organik sangat beranekaragam, dengan
karakteristik fisik dan kandungan kimia yang sangat beragam sehingga pengaruh
dari penggunaan pupuk organik terhadap lahan dan tanaman dapat bervariasi.
Selain itu, peranannya cukup besar terhadap perbaikan sifat fisika, kimia
biologi tanah serta lingkungan. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah
akan mengalami beberapa kali fase perombakan oleh mikroorganisme tanah untuk menjadi
humus. Bahan organik juga berperan sebagai sumber energi dan makanan mikroba
tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroba tersebut dalam penyediaan
hara tanaman. Penambahan bahan organik di samping sebagai sumber hara bagi
tanaman, juga sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba. Bahan dasar pupuk
organik yang berasal dari sisa tanaman sedikit mengandung bahan berbahaya.
Penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai bahan dasar
kompos berbahaya karena banyak mengandung logam berat dan asam-asam organik
yang dapat mencemari lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan
berbahaya ini akan terkonsentrasi dalam produk akhir pupuk. Untuk itu
diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung bahan-bahan berbahaya dan
beracun (B3). Pupuk organik dapat berperan sebagai pengikat butiran primer
menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan pupuk. Keadaan ini memengaruhi
penyimpanan, penyediaan air, aerasi tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan
karbon dan nitrogen yang banyak, seperti jerami atau sekam lebih besar
pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan
organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik memiliki fungsi kimia
yang penting seperti:
- Penyediaan hara makro
(nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti
zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif
sedikit.
unsur hara makro
dan mikro tersebut sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,,apa lagi bagi
pencinta tanaman hias,,Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya
tentang komposisi kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang
tepat untuk tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan.Berikut fungsi
unsur-unsur hara makro :
Nitrogen (N) -Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan -Merupakan bagian dari sel (organ)
tanaman itu sendiri -Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam
tanaman -Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau daun, panjang daun,
lebar daun) dan pertumbuhan vegetatif batang (tinggi dan ukuran batang).
-Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil,
daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat
menguning dan mati.
Phospat (P)
-Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
-Merangsang pembungaan dan pembuahan -Merangsang pertumbuhan akar -Merangsang
pembentukan biji -Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan
sel -Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan
biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan (kurang sehat)
Kalium (K)
-Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan
mineral termasuk air. -Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap
penyakit -Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun
menjadi lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan
sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
- Meningkatkan kapasitas
tukar kation (KTK) tanah.
- Membentuk senyawa
kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan
mangan.
Manfaat Pupuk Organik dapat disimpulkan sbb:
- Meningkatkan
lapisan olah permukaan tanah
- Meningkatkan
populasi jasak renik atau mikroorganisme tanah
- Meningkatkan
daya serap akar dan daya serap tanah terhadap air
- Memperbaiki
perembesan air, serta pertukaran udara dalam tanah
- Meningkatkan
produksi tanaman semaksimal mungkin.
- Menstabilkan
ph tanah
- Meningkatkan
kapasitas tukar kation, kapasitas buffer dan daya pegar air
- Menyuburkan
dan menggemburkan tanah
- Mempercepat
proses penguraian bahan-bahan organic
- Merangsang
pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran yang baik, sehingga dapat
mengambil unsur hara yang banyak dan menjadikan tanaman sehat dan kuat.
- Memperbesar
prosentase pembentukan bunga menjadi buah dan biji
Keunggulan Pupuk Organik a.l. sbb:
- Meningkatkan
kandungan air dan dapat menahan air untuk kondisi berpasir
- Meningkatkan
daya tahan terhadap pengikisan
- Meningkatkan
pertukaran udara, jumlah pori-pori dan sifat peresapan air untuk kondisi tanah
liat.
- Menurunkan
tingkat kekerasan lapisan permukaan tanah
- Mengandung
unsur hara makro mikro yang lengkap
- Aman
(ramah lingkungan)
- Efektif
dan ekonomis (murah / mudah di dapat)
- Menghilangkan
rasidu kimia
- Aplikasi
yang mudah (bisa di aplikasikan sebelum atau sesudah masa tanam).
Kelemahan Pupuk Organik
Ada beberapa kelemahan dari penggunaan
pupuk organik, antara lain :
- Pupuk
organik, terutama pupuk kandang, masih sering mengandung biji-bijian tanaman
pengganggu. Biji-bijian yang termakan ternak tidak akan tercerna sehingga dapat
tumbuh mengganggu tanaman.
- Pupuk
organik sering menjadi faktor pembawa hama penyakit karena mengandung larva
atau telur serangga sehingga tanaman dapat diserang.
- Kandungan
unsur hara dalam pupuk organik sulit diprediksi
- Kandungan
unsur hara pupuk organik jauh lebih rendah dibanding pupuk anorganik sehingga
dosis penggunaannya jauh lebih tinggi. Akibatnya biaya transportasi, gudang,
serta tenaga kerja meningkat.
- Respon
tanaman terhadap pupuk organik lebih lambat, karena pupuk organik bersifat slow
release.
- Penerepan
hasil bioteknologi, seperti pupuk mikroba, masih jarang digunakan. Sehingga
penambahan jumlah mikroorganisme dalam tanah kurang optimal.
JENIS:
Pupuk
kandang
Pupuk kandang
adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering
digunakan untuk pupuk kandang adalah hewan yang bisa dipelihara oleh
masyarakat, seperti kotoran kambing, sapi, domba, dan ayam.. Selain berbentuk
padat, pupuk kandang juga bisa berupa cair yang berasal dari air kencing
(urine) hewan. Pupuk kandang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk
kandang padat (makro) banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium.
Unsur hara mikro yang terkandung dalam pupuk kandang di antaranya kalsium,
magnesium, belerang, natrium, besi, tembaga, dan molibdenum. Kandungan nitrogen
dalam urine hewan ternak tiga kali lebih besar dibandingkan dengan kandungan
nitrogen dalam kotoran padat. Pupuk kandang terdiri dari dua bagian, yaitu:
- Pupuk dingin adalah
pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh
mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal
dari kotoran sapi, kerbau, dan babi.
- Pupuk panas adalah pupuk
yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat
sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing,
kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan
mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan
bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu,
pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bia
optomal. Pupuk kandang yang telah siap diaplikasikan memiliki ciri dingin,
remah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum
memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan
pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan bisa
mematikan tanaman. Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara
dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat
dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling bauk dilakukan
setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang
cair ini akan cepat diserap oleh tanaman.
Berikut Keterangan Kandungan Pupuk
Kandang:
Jenis Ternak
|
Padat
|
Cair
|
Padat
Cair
|
N
|
P
|
K
|
N
|
P
|
K
|
N
|
P
|
K
|
Kuda
|
0,55
|
0,33
|
0,40
|
1,40
|
0,02
|
1,60
|
-
|
-
|
-
|
Sapi
|
0,40
|
0,20
|
0,10
|
1
|
0,50
|
1,50
|
-
|
-
|
-
|
Kerbau
|
0,60
|
0,30
|
0,34
|
1
|
0,15
|
1,50
|
-
|
-
|
-
|
Kambing
|
0,60
|
0,30
|
0,17
|
1,50
|
0,13
|
1,80
|
-
|
-
|
-
|
Domba
|
0,75
|
0,50
|
0,45
|
1,35
|
0,05
|
2,10
|
-
|
-
|
-
|
Babi
|
0,95
|
0,35
|
0,40
|
0,40
|
0,10
|
0,45
|
-
|
-
|
-
|
Ayam
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1,00
|
0,80
|
0,40
|
Pupuk
Hijau
Pupuk hijau
adalah pupuk organik yang berasal dari tanaman atau berupa sisa panen. Bahan
tanaman ini dapat dibenamkan pada waktu masih hijau atau setelah dikomposkan.
Sumber pupuk hijau dapat berupa sisa-sisa tanaman (sisa panen) atau tanaman
yang ditanam secara khusus sebagai penghasil pupuk hijau, seperti sisa–sisa
tanaman, kacang-kacangan, dan tanaman paku air (Azolla). Jenis tanaman
yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman
ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan
jenis tanaman lainnya. Tanaman legume juga relatif mudah terdekomposisi
sehingga penyediaan haranya menjadi lebih cepat.
Beberapa
keuntungan memanfaatkan tanaman leguminose sebagai pupuk hijau antara lain :
- Leguminose mampu menambat N dari udara, sehingga dapat menambah unsur N
dalam tanah.
- Leguminose mampu mendorong aktivitas mikroorganisme.
- Leguminose mampu mendorong struktur tanah menjadi lebih remah.
- Leguminose dapat bekerja sebagai pelindung erosi tanah.
Pupuk hijau
bermanfaat untuk meningkatkan kandungan bahan organik dan unsur hara di dalam
tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah, yang
selanjutnya berdampak pada peningkatan produktivitas tanah dan ketahanan tanah
terhadap erosi. Pupuk hijau digunakan dalam:
- Penggunaan tanaman
pagar, yaitu dengan mengembangkan sistem pertanaman lorong, dimana tanaman
pupuk hijau ditanam sebagai tanaman pagar berseling dengan tanaman utama.
- Penggunaan tanaman
penutup tanah, yaitu dengan mengembangkan tanaman yang ditanam sendiri, pada
saat tanah tidak ditanami tanaman utama atau tanaman yang ditanam bersamaan
dengan tanaman pokok bila tanaman pokok berupa tanaman tahunan.
Kompos
Kompos merupakan
sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang
telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering
digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma,
sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Bahan dari ternak
yang sering digunakan untuk kompos di antaranya kotoran ternak, urine, pakan
ternak yang terbuang, dan cairan biogas. Tanaman air yang sering digunakan
untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola.
Beberapa kegunaan kompos adalah:
- Memperbaiki struktur
tanah.
- Memperkuat daya ikat
agregat (zat hara) tanah berpasir.
- Meningkatkan daya tahan
dan daya serap air.
- Memperbaiki drainase dan
pori - pori dalam tanah.
- Menambah dan
mengaktifkan unsur hara.
Kompos digunakan
dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan
adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di
bawah 400 c).
Humus
Humus adalah
material organik yang berasal dari degradasi ataupun pelapukan daun-daunan dan
ranting-ranting tanaman yang membusuk (mengalami dekomposisi) yang akhirnya
mengubah humus menjadi (bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah. Bahan baku
untuk humus adalah dari daun ataupun ranting pohon yang berjatuhan, limbah
pertanian dan peternakan, industri makanan, agro industri, kulit kayu, serbuk
gergaji (abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah rumah tangga, dan
limbah-limbah padat perkotaan. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman,
serta berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus
juga berperan dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain
itu, humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam
menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi
tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau
senyawa-senyawa organik toksik. Kandungan utama dari kompos adalah humus. Humus
merupakan penentu akhir dari kualitas kesuburan tanah, jadi penggunaan humus
sama halnya dengan penggunaan kompos.
Pupuk
organik buatan
Pupuk organik
buatan adalah pupuk organik yang diproduksi di pabrik dengan menggunakan
peralatan yang modern. Beberapa manfaat pupuk organik buatan, yaitu:
- Meningkatkan kandungan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
- Meningkatkan
produktivitas tanaman.
- Merangsang pertumbuhan
akar, batang, dan daun.
- Menggemburkan dan
menyuburkan tanah.
Pada umumnya,
pupuk organik buatan digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling
tanaman, sehingga terjadi peningkatan kandungan unsur hara secara efektif dan
efisien bagi tanaman yang diberi pupuk organik tersebut.
Pupuk
Organik Granul
Pupuk organik
bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk. Bisa dibuat curah, table, pelet,
briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya,
dan aspek-aspek pemasaran lainnya. Salah satu bentuk yang banyak dipakai adalah
granul. Membuat pupuk granul sebenarnya tidak terlalu sulit. Secara garis besar
pupuk granul dapat dibuat dengan cara seperti di bawah ini.
Tahapan
Pembuatan Pupuk Organik Granul:
- Pengeringan Bahan. Bahan pupuk organik yang digunakan bisa dibuat dari
pupuk kandang. Tapi perlu diingat pupuk kandang yang digunakan adalah
pupuk kandang yang sudah ‘matang’ bukan yang baru keluar dari binatangnya.
Bisa juga menggunakan kompos, baik kompos dari limbah pertanian, kompos
dari sampah organik, atau humus yang langsung diambil dari tanah.Langkah
pertama adalah pengeringan. Kompos ini harus dikeringkan terlebih dahulu.
Pengeringan dapat dilakukan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari
atau dengan menggunakan alat pengering (rotary dryer). Kadar air kompos
kering kurang lebih <20%. Lebih kering lebih bagus.
- Penghalusan dan Pengayakan. Kompos yang sudah kering kemudian digiling dengan
mesin giling. Atau ditumbuk saja juga bisa. Tingkat kehalusan kompos yang
diperlukan minimal 80 mesh. Biasanya aku memilin 100 mesh. Kompos halus
ini kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh atau 100 mesh. Sisa bahan yang
tidak lolos ayakan dikembalikan ke alat penggiling.
- Penambahan Bahan-bahan Lain. Apabila diperlukan dapat pula ditambahkan beberapa
bahan lain. Beberapa bahan yang sering ditambahkan adalah pupuk anorganik
untuk meningkatkan kandungan hara N, P, K, atau hara mikro lainnya. Dapat
pula ditambahkan dengan asam humat atau asam fulvat atau hormon perangsang
pertumbuhan tanaman. Apabila memungkinkan dapat pula ditambahkan dengan
mikroba-mikroba. Cuma tidak semua mikroba bisa ditambahkan ke dalam pupuk
granul. Banyaknya bahan yang ditambahkan berbeda-beda untuk setiap
perusahaan. Jenis dan dosis ini merupakan ‘rahasia perusahaan’
masing-masing. Ibaratnya masakan, jenis masakan bisa sama tetapi
‘ramuannya’ bisa berbeda-beda untuk setiap koki.
- Granulasi. Setelah semua bahan siap, langkah berikutnya adalah
pembuatan granul. Granul dapat dibuat dengan berbagai cara. Cara paling
sederhana adalah dengan menggunakan nampan biasa. Biasanya aku gunakan
cara ini untuk membuat contoh granul skala kecil. Bahan yang diperlukan
sekitar 300 gr – 500 gr. Caranya, bahan dimasukkan ke dalam nampan,
tambahakan air + perekat (jika perlu). Kemudian nampan digoyang-goyang
sampai terbentuk granul. Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah
penambahan air/perekat. Jumlahnya harus pas, tidak boleh berlebih atau
terlalu sedikit. Di sinilah seni-nya membuat granul.Alat lain yang juga
dapat digunakan untuk membuat granul adalah moleh pengaduk semen. Alat ini
biasa digunakan oleh para tukang batu untuk membuat rumah dan dapat
diperoleh di toko-toko penjual alat bagunan. Prinsip kerjanya sama seperti
cara di atas. Pertama masukkan bahan ke dalam moleh. Hidupkan mesinnya.
Sambil diputar-putar, masukkan air sedikit demi sedikit ke dalam molen
hingga terbentuk granul. Setelah granul terbentuk, isi molen dapat
dituang. Alat lain yang khusus dibuat untuk granulasi adalah pan
granulator. Alat ini berbentuk piringan yang berputar. Prinsip kerjanya
sih masih sama dengan cara nampan di atas. Ukuran piringan bisa
bermacam-macam. Kami memiliki pan granulator ukuran kecil dengan diameter
1 m dan ada juga yang berukuran 2.5 m. Cara kerjanya sama seperti yang
telah disebutkan di atas.
- Pengeringan dan Pengemasan. Langkah berikutnya adalah pengeringan dan pengemasan
pupuk granul. Pengeringan bisa dilakukan dengan memanfaatkan sinar
matahari/dijemur atau menggunakan mesin pengering. Ukuran kemasan bisa
bermacam-macam. Kemasan-kemasan kecil bisa berukurang 1 kg, 5 kg, atau 10
kg. Kemasan juga bisa menggunakan karung dengan ukuran 25 – 30 kg. Kemasan
biasanya terdiri dari dua bagian, bagian luar dan bagian dalam (inner).
Kemasan bagian luar diberi merek/nama/logo perusahaan.
Pelestarian
lingkungan
Tanaman penutup
tanah (cover crop) dapat digunakan sebagai pupuk organik.
Penggunaan pupuk
organik saja, tidak dapat meningkatkan produktivitas tanaman dan ketahanan
pangan. Oleh karena itu sistem pengelolaan hara terpadu yang memadukan
pemberian pupuk organik dan pupuk anorganik perlu digalakkan. Sistem pertanian
yang disebut sebagai LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture)
menggunakan kombinasi pupuk organik dan anorganik yang berlandaskan konsep good
agricultural practices perlu dilakukan agar degredasi lahan dapat dikurangi
dalam rangka memelihara kelestarian lingkungan. Pemanfaatan pupuk organik dan
pupuk anorganik untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi pertanian
perlu dipromosikan dan digalakkan. Program-program pengembangan pertanian yang
mengintegrasikan ternak dan tanaman (crop-livestock) serta penggunaan
tanaman legum baik berupa tanaman lorong (alley cropping) maupun tanaman
penutup tanah (cover crop) sebagai pupuk hijau maupun kompos perlu
diintensifkan.
Diolah dari Wikipedia Indonesia dan
berbagai sumber