Halaman

Senin, 25 Maret 2013

BUDIDAYA CABAI DALAM POT



Isu yang paling menggemparkan pada akhir-akhir ini dalam bidang komoditi pertanian adalah tingginya harga cabai di pasaran yang dapat mencapai harga sampai Rp. 100 ribu per kgnya.  Kondisi ini tentu sangat menguntungkan bagai petani cabai yang saat itu memiliki produksi cabai.  Namun dalam kenyataannya  dimana-mana produksi cabai petani mengalami kegagalan, karena kondisi iklim yang kurang menguntungkan, seperti hujan yang terus menerus yang menyebabkan buah cabai mudah terserang penyakit sehingga busuk dan tanaman mati.  Beberapa daerah penghasil cabai utama di Indonesia antara lain Banten, Cianjur, Tasikmalaya, Brebes, Medan, Padang, Tapanuli Utara, Lombok dan beberapa daerah lainnya juga mengalami penurunan produksi yang sangat drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Itulah yang menyebabkan harga cabai melambung tinggi,  walaupun secara rutin diketahui bahwa harga cabai akan naik pada saat menjelang hari raya keagamaan seperti bulan puasa/idul fitri, natal dll.
 
Yang paling merasakan dampak dari gejolak harga cabai  yang melabung tinggi ini adalah para ibu-ibu rumah tangga, karena para ibu-ibulah yang selalu membeli cabai sebagai bumbu masakan. Sebagaimana diketahui bahwa cabai ini merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat, yaitu sebagai bumbu masak yang memberi pengaruh cita rasa yang sedap.  Selain digunakan langsung sebagai bahan penyedap makanan, cabai juga bisa dimanfaatkan sebagai produk olahan seperti saos cabai, sambal cabai, pasta cabai, bubuk cabai, cabai kering dan bumbu instan.
 
Kondisi harga cabai melabung tinggi seperti ini barangkali bukan terjadi hanya pada saat ini saja, suatu saat nanti mungkin akan pernah terjadi lagi, oleh karena itu alangkah baiknya kondisi tersebut kita antisipasi dengan ikut melakukan budidaya tanaman cabai dalam pot.  Minimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri. Budidaya tanaman cabai dengan menggunakan pot tentunya mempunyai beberapa manfaat dan keuntungan seperti :
  1. Tentu untuk mengantisipasi kenaikan harga cabai yang melonjak tinggi pada suatu waktu, saat  petani mengalami kegagalan usaha tani, dengan demikian sedikit banyak akan membantu perekonomian  kelurga;
  2. Dapat dilakukan pada lahan yang sempit, terutama ibu-ibu rumah tangga yang tiggal diperkotaan yang memiliki halaman sempit;
  3. Dapat dipindah-pindahkan  atau ditata sesuai dengan keinginan;
  4. Mudah melakukan pemeliharaan dan mengamati kemungkinan adanya gangguan organisma pengganggu  tanaman;
  5. Membuat lingkungan rumah bernuansa asri dan berwarna dengan adanya beraneka ragam tanaman di halaman rumah;
 
Langkah-Langkah Budidaya Tanaman Cabai dalam Pot sbb :
 
1.Pemilihan Pot dan Media Tanam.
Pot yang akan digunakan sebagai tempat menanam tanaman cabai dapat berupa pot plastik, tanah     liat, pot semen, atau dari wadah-wadah bekas seperti drum, ember atapun kaleng, yang penting    tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil, yang jelas mudah diangkat bila kita mau  memindahkan.  Pada bagian dasar pot dibuatkan lubang kecil untuk membuang kelebihan air.    Sebaiknya pot memiliki kaki untuk memperlancar aerase, juga agar tampak  bersih serta tidak  mengalami kontak langsung dengan tanah.  Media tumbuh yang diperlukan untuk tanaman dalam pot,   tidak jauh beda dengan tanaman yang lainnya, yaitu tanah yang gembur agar perakaran tanaman dapat   tumbuh dengan leluasa, tanah diharapkan subur dan bebas dari organisme pengganggu.  Unsur lainnya   yang diperlukan untuk media tanam adalah  pupuk kandang, pasir dan sedikit krikil. Perbandingan     antara tanah: pupuk kandang dan pasir adalah 1 : 1 : 1 semua bagian tersebut dicampur menjadi    satu.   Sebelum media dimasukkan ke dalam pot terlebih dahulu bagian bawah pot yang berlubang    diisi pecahan genting dan sedikit krikil utuk memperlancar aerase dan draenase, juga supaya air     yang merembes keluar tidak membawa serta tanah yang ada dalam pot.  Selanjutnya masukkan media   
kedalam pot dan jangan dipadatkan, lalu disiram dengan air secukupnya.  Pengisian tanah tidak   perlu penuh, tetapi cukup sebatas beberapa cm dibawah bibir pot.  Hal ini dimaksudkan agar air   iraman tidak sampai tumpah keluar yang bisa mengotori lantai/halaman.
 
2.Pembibitan dan Pesemaian
Membuat bibit tidaklah terlalu sulit.  Para ibu-ibu bila memasak menggunakan cabai biasanya biji    -biji cabai dikeluarkan dari buah cabai dan dibuang begitu saja.  Untuk membuat bibit, biji-biji   tersebut bisa disemai, yang penting biji tersebut berasal dari buah yang betul-betul sudah tua,    yang ditandai dengan buah cabai tersebut berwarna merah gelap.  Cara menyemai adalah sbb:
  • Siapkan polybag yang telah diisi pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1;
  • Taburlah biji cabai tersebut pada polybag, lalu tutup dengan tanah/pupuk kandang sedikit;
  • Siramlah setiap saat untuk menjaga kelembaban, dan tempatkan pada tempat yang teduh;
  • Perhatikan adanya gangguan organisme pengganggu tanaman;
  • Setelah + 4 minggu bibit sudah bisa dipindah ke dalam pot penanaman yang telah disediakan;
3.Penanaman
  • Pot yang telah disiapkan dibuatkan lubang tanam;
  • Pindahkan bibit kedalamnya bersama medianya, setelah terlebih dahulu polybagnya dilepaskan. Satu pot diisi satu bibit tanaman cabai, lalu timbun kembali dengan tanah disekitar perakaran dan siram dengan air secukupnya;
  • Letakkan pot–pot tadi dengan menyusun sedemikian rupa. Untuk sementara waktu jangan ditaruh pada tempat yang langsung kena sinar matahari,  tapi pada tempat yang teduh dan setelah berumur 1 minggu baru ditata kembali dengan menyusun sedemikian rupa sehingga dapat digunakan sebagai  penghias halaman rumah.
4.Pemeliharaan
Dalam pemeliharaan yang penting adalah jangan sampai kekeringan, oleh karena itu dilakukan     penyiraman setiap saat dengan air secukupnya.  Yang penting pula diperhatikan adalah adanya    gangguan hama/penyakit yang menerang tanaman yang masih muda, seperti adanya gangguan hama     jangkrik atau serangga lainnya yang menggigit batang tanaman sehingga batang tanaman menjadi     terpotong pada dekat bagian pangkal.  Serangan ini biasanya terjadi pada malam hari pada bibit    yang baru dipindahkan ke pot.  Untuk mencegah serangan serangga malam ini dapat dilakukan dengan    menggunakan plastik sedotan minuman sebagai pelindung pangkal batang tanaman yaitu dengan  membelah salah satu sisi plastik sedotan tersebut dan potong sesuai panjang batang tanaman cabai,  lalu dimasukkan/bungksu batang tanaman melalui bagian sisi yang dibelah,seperti tampak pada    gambar.  Plastik akan lepas dengan sendiri seiring dengan makin besarnya pertumbuhan batang.      
Untuk hama-hama yang lain dapat dikendalikan dengan cara mekanik, bila kita menemukan ada   serangga/ulat yang menyerang tanaman dapat dibunuh langsung.    Pemeliharaan selanjutnya adalah dilakukan pemupukan pada minggu I, minggu II dan minggu ke III  dst nya.  Ini sangat tergantung dari kondisi tanaman bila kelihatan subur maka pemupukan tidak    perlu dilakukan. Namun apabila perlu dilakukan pemupukan, maka pemupukan dilakukan sebagai   berikut. Pada pemupukan I dan pemupukan II dapat digunakan pupuk urea dengan dosis 1 sendok makan   penuh urea dilarutkan dalam 10 liter air, dan dapat digunakan untuk 10 – 20 pot.  Sedangkan pada    umur 3 minggu dosis pemupukannya meliputi 3 sm pupuk urea, 2 sm pupuk TSP dan 2 sm pupuk KCl     dicampur dengan 10 liter air. Untuk minggu IV dan seterusnya cukup dengan urea 0,5 sm dicampur 10 liter air.  Pemupukan dihentikan menjelang panen.   Tanaman cabai dalam pot sudah dapat dipanen   pada umur +  3 bulan.  Panen dapat dilakukan berkali-kali setiap buah cabai sudah siap petik yang  ditandai dengan adanya perubahan warna dari hijau menjadi merah.  Potensi hasil yang bisa   dihasilkan setiap pot dapat mencapai 0,5 – 1,5 kg, tergantung dari jenis cabai yang   dibudidayakan.  Bagi ibu-ibu yang memanfaatkan tanaman cabai sebagai bumbu sehari-hari, maka   panen dapat dilakukan setiap hari saat memasak, sehingga selalu mendapatkan buah cabai yang sehat dan segar ( Widiada,Bapeluh Tabanan, Bali). 

Sumber : http://cybex.deptan.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar