Pembudidayaan buah naga untuk usaha produksi dilakukan di kebun.
Untuk menghasilkan produksi yang maksimal tentu saja harus dengan
persiapan yang matang, perawatan yang baik dan penanggulangan gangguan
penyakit yang tepat. Berikut ini kegiatan pembudidayaan diulas secara
lengkap :
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak bisa tumbuh baik pada tanah.
Pengolahan tanah adalah faktor penting yang harus diperhatikan agar tanaman buah naga bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Perakaran buah naga memerlukan tanah yang gembur karena perakarannya merayap dipermukaan tanah, apabila tanah terlalu keras atau liat, akar tidak bisa tumbuh baik pada tanah.
Sebelum digemburkan sebaiknya tanah dibersihkan dari gulma dan
rerumputan untuk menghindari penyakit. Setelah itu tanah digemburkan
dengan mencangkul sedalam satu cangkulan dengan dibolak-balik. Setelah
itu dibuat lubang-lubang tanam sesuai dengan cara tanamnya apakah
menggunakan system panjatan tunggal atau sistem kelompok.
Pada sistem panjatan tunggal pengolahan tanah hanya dilakukan
disekitar lubang tanam saja, berbeda dengan sistem kelompok pengolahan
tanah dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman. Media tanam untuk panjatan tunggal menggunakan campuran tanah galian
diberi pasir sekitar 5 kg, bubuk bata merah 5 kg, pupuk kandang kering
10 kg dan dolomit 300 g kemudian dicampur sampai merata.
Pada model sistem tanam berkelompok untuk setiap alur sepanjang 4 m
media tanamnya yaitu pasir 8 kg, pupuk kandang 20 kg dan bisa
ditambahkan bubuk bata merah sebanyak 10 kg apabila tanah terlalu
porous. Jika tidak menggunakan bubuk bata merah , jumlah pupuk kandang
ditambahkan 10 kg lagi jadi total 30 kg. Ditambah dolomit yang
mengandung magnesium sebanyak 600g. Bahan-bahan tersebut dicampur merata
pada tanah galian.
Setelah penyiapan media tanam selesai kemudian disiram dan biarkan
terkena matahari sampai kering. Pengeringan ini bertujuan agar tanah
terbebas dari racun dan penguapan lain.
Sistem Pengairan
Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.
Untuk sistem pengairan pada lahan disesuaikan dengan kondisi lahan, system cara tanamnya, dan pengadaan sumber air yang ada disekitar lahan. Bisa menggunakan cara pengairan tradisional yaitu system leb yaitu menggunakan parit sedalam 20 cm yang dibuat disekitar barisan tanaman. Atau juga bisa menggunakan system pengairan pipa yang dibuat sedemikian rupa untuk mengalirkan air pada seluruh tanaman.
Penanaman Pada Lahan
Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.
Penanaman bibit lahan tanam yang harus diperhatikan adalah kedalaman yang terlalu dalam malah akan menghambat pertumbuhannya. Kedalaman penanaman adalah 20% dari panjang bibit. Misal bibit yang mau ditanam berukuran panjang 50-80 cm maka kedalamannya sekitar 10-15 cm. Sebelum ditanam sebaiknya bibit setek diolesi Ridomil sebanyak 40 g yang dicampur dengan 1 liter air untuk mencegah kebusukan pada pangkal batang setek.
Sumber: http://pasarflona.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar