Mendongkrak Budidaya Singkong
Singkong merupakan
sumber pangan alternatif yang mengandung kadar gizi relatif sama dengan
beras maupun gandum. Pernyataan ini berdasarkan analisa yang dilihat
dalam 100 gram bahan pangan, gizi dalam bentuk tepung kadar karbohidrat
beras 78,80 gram, terigu 69,32 gram, dan singkong 86,90 gram. sedangkan
energi/kalori beras 364 kkal, terigu 365 kkal, dan singkong 362 kkal.
Budidaya singkong merupakan salah satu usaha pertanian yang cukup
menjanjikan, mengingat kandungan gizi yang dijelaskan diatas. Selain itu
permintaan produk turunan dari singkong semakin banyak, sehingga
diprediksi harga singkong akan semakin melonjak. Produk turunan singkong
yang serbaguna contohnya tapioka, mokaf, bioethanol, gula cair, saus,
pakan ternak, dan lainnya.
Wayan Supadno, Formulator pupuk hayati, Bioorganik, dan Hormon, dan juga
Kabid Litjianbang Masyarakat Pertanian Organik (Maporina), meyakini
bahwa hanya singkong organik yang bakal melaju pesat di pasar Eropa dan
negara maju, karena standar pasar itu harus organik dengan konsekuensi
harganya juga harus beda.
Harus disadari, kata wayan, pada umumnya petani inginnya modal rendah,
tapi hasilnya melimpah dan tanah tetap subur. Kondisi ini menurutnya
sangatlah mustahil terjadi, apalagi singkong merupakan tanaman yang
banyak menyedot unsur hara. Hara tanah dikuras terus menerus, hingga
akhirnya tinggal ampasnya saja. Karena itu manajemen pengelolaan
budidaya singkong, bila dilakukan dengan baik dan benar maka kan
memberikan hasil yang melimpah.
Bagaimana teknik budidaya singkong yang diharapkan mampu memberikan hasil yang berlimpah..........?
Berikut adalah sedikit cuplikan penjelasan tentang teknik budidaya
singkong dari Wayan Supadno dengan sistem organik yang tidak merusak
tanah dan dapat mempertahankan kondisi tanah tetap baik.....
Bibit singkong yang telah siap tanam, direndam dalam larutan hormon auksin yang bisa merangsang keluarnya akar dan tunas, hormon sitokinin, giberelin, dan kolkisin,
yang dapat membelah sel hingga berlipat ganda yang akhirnya dapat
membengkakkan umbi. Kemudian perlu suplai pupuk hayati dan organik yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan C-Organik, dan kebutuhan akan
multimikroba yang dapat melarutkan pospat dan mengikat nitrogen.
3(tiga) langkah teknik budidaya singkong sistem organik yang perlu diterapkan :
- Suplai pupuk kadar C-organik tinggi, jika wujudnya cair kadar C-organik harus > 20%, bukan 20 ppm tapi 20000 ppm, jika wujudnya padat > 25%, bukan 25 ppm tapi 25000ppm, C/N ratio > 15.
- Perkaya biang multimikroba yang koloninya > 10 pangkat 6Cfu/ml
- Pacu/rangsang dengan multihormon/ZPT agar bekerja sinergis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar