Halaman

Minggu, 27 Januari 2013

Budidaya Jabon



Sejarah budidaya pohon jabon

Pohon Jabon atau yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Anthocephalus chinensis  /antocephalus cadamba merupakan   jenis tanaman yang memiliki sifat menyebar.  Penyebarannya akan lebih cepat apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang bersifat lembab hangat. Itulah mengapa, jenis tanaman ini begitu banyak dijumpai di kawasan Sub Himalaya hingga ke arah selatan Ghats Malabar di India. Atau pula di kawasan Asia Tenggara yang memiliki suhu sesuai dengan sifat pohon Jabon.
Di pulau Kalimantan, pohon Jabon masih menjadi pohon sekunder. Meski demikian, keberadaan tanaman ini mudah dijumpai di kawasan yang tidak terlalu tinggi serta berada di sepanjang aliran sungai (Ohtani et al, 1962). Selain dicermati tentang kondisi lingkungan tumbuhnya, ada keunikan lain yang bisa ditemukan dari pohon Jabon ini.

Di wilayah Sabah, Malaysia pohon Jabon mampu tumbuh di kawasan hutan dipterocarp yang berada di dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk di kawasan yang sebelumnya sudah rusak karena adanya aktivitas pertambangan dengan menggunakan peralatan berat.
Menurut Backer dan Van Den Brink Bakhuizen (1965), ditemukan bahwa sebagian besar jenis tanah yang berada di kawasan Sabah adalah tanah liat atau tanah liat loams yang berasal dari serpihan sedimen pasir, batu pasir, kerikil dll. Masih menurut Backer dan Bakhhuizen pula, pohon Jabon mampu pula tumbuh di kawasan tanah payau. Inilah yang membedakan dengan hutan rawa gambut yang cenderung tidak memiliki daya tahan terhadap air garam.
Di Filipina (Monsalud dan Lopez, 1967), di Jawa (Backer dan van Bakhuizen den Brink, 1965) dan di New Guinea (J. F. Pollard, p.c.), ditemukan tanaman ini pada ketinggian 3000 kaki, berada di hutan primer. Wyatt-Smith (1965) menyebutkan, bahwa tanaman Jabon merupakan jenis tanaman sungai. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya tanaman ini ditemukan di kawasan tepi sungai yang baru terkena banjir sehingga tanahnya menjadi tanah accreting, dan terutama berada di kawasan tikungan sungai.

Kesimpulan
Dari berbagai penelitian dan penemuan yang dilakukan oleh para ahli tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan terhadap pohon Jabon. Salah satunya adalah bahwa jenis tanaman ini, memiliki daya tahan yang kuat dalam pertumbuhannya. Selain itu, pohon Jabon mampu tumbuh di segala kondisi yang memiliki aneka ragam karakter, sehingga tidak memerlukan banyak adaptasi dalam pengembangannya.
Dalam proses pembibitannya pun, bisa dilakukan dengan mudah sebab pohon Jabon tergolong sebagai tanaman yang mudah menyebar secara alami. Sehingga, selain bisa dikembangkan dengan cara buatan tanaman ini sangat mungkin untuk tumbuh secara alamiah di lahan pertanian.
Pohon Jabon pun bisa dikembangkan termasuk pada jenis lahan yang memiliki tingkat kekritisan tinggi karena berbagai faktor. Baik itu faktor alami, maupun kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Chong (1965), Anthoeephalus chinensis dikatakan sebagai tanaman yang datang untuk mengatasi “ketidak produktifan” hutan rawa di kawasan Durian- Medang. Oleh karena itu, bagi Anda yang ingin membudidayakan tanaman Jabon sebagai media investasi, kiranya tidak perlu takut akan kondisi lahan yang dihadapi. Sebab, para pakar tanaman hutan sudah memberikan bukti serta fakta tentang kemampuan pohon jabon untuk bisa dikembangkan dalam berbagai kondisi lahan. Termasuk di antaranya lahan yang sudah rusak sekali pun. 


Jabon bukan Jati Kebon

Dalam berbagai artikel yang kami pernah baca  yang menyatakan bahwa jabon adalah sejenis tanaman  jati alias jati kebon dan  merupakan salah satu varietas tanaman jati, disamping itu dengan bersemangat sang penulis artikel meyatakan bahwa jabon memiliki sifat  seperti tanaman jati yang akan menyerap habis semua unsur hara dalam tanah serta tidak menyuburkan tanah, ironisnya pendapat tersebut dikemukakan oleh seseorang yang mengklaim bahwa pihaknya adalah pakar atau ahli  tanaman . tentu saja dalam fakta dan kenyataan hal tersebut jelas adalah opini yang ngawur dan tidak berdasar pada kenyataan yang ada di lapangan .oleh karena itulah kami akan memberikan sedikit penjelasan .

  1. Jabon bukanlah  sebangsa tanaman jati,menurut wikipedia jabon adalah Famili  dari Rubiacea (pace,kopi),memiliki genus Neomlarcia,dan  Species Cadamba,  sedangkan tanaman  Jati adalah famili Lamiacea,Genus tectona, spesies tectona grandis, artinya kalau menyamakan jabon dengan jati sama saja menyamakan sapi dengan kucing.
  2. Jabon tidak bisa membuat subur tanah dan bisanya hanya menyerap unsur hara dalam tanah?   memang benar bahwa tanaman  jabon   tidak  memiliki bintil akar layaknya famili legum (sengon,petai, kemlandingan,dsb )  akan tetapi jabon memiliki akar  serabut yang sangat banyak, karena jabon merupakan tanaman pioneer yang tumbuh di lahan bekas bukaan baru yang bisa tumbuh di lahan bekas alang alang dan bekas tebangan hutan. Contohnya  di pulau kalimantan disana di hutan aslinya  tidak ditemukan tanaman sengon akan tetapi  guguran daun, serta akar jabon mengundang habitat  mikroba pengurai dan jasad renik, yang bisa menyuburkan tanah sehingga semakin  lama  juga  semakin  subur ditambah lagi melalui penelitian di wilayah Sabah, Malaysia  pohon Jabon mampu tumbuh di kawasan hutan dipterocarp yang berada di wilayah dataran rendah. Hebatnya, tanaman ini mampu tumbuh dengan baik, termasuk di kawasan yang sebelumnya sudah rusak berat  karena adanya aktivitas pertambangan dengan menggunakan peralatan berat.
  3. Pertumbuhan jabon dikatakan pesat dari tahun ke-1 sampai ke -3,sedangkan tanaman sengon  akan tumbuh dengan stabil terus? Tanaman apapun akan tumbuh pesat di tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-7, setelah itu akan sel kayu akan makin rapat    sehingga kecepatan tumbuh juga akan  berkurang. Apalagi dalam artikel tersebut menyatakan bahwa ada jabon usia 10 tahun berdiameter 60 cm dan sengon 10 tahun memilikin diameter 100cm,itu juga sangat lucu karena penulis juga memiliki tanaman  sengon usia sekitar 3 tahun yang berdiameter masih 10 cm, dan disamping lahan yang ditanami tanaman  sengon itu  juga ditanam jabon dengan perawatan sama ,di lahan yang sama , hasilnya jabon usia 1 tahun pertumbuhannya mengalahkan sengon usia 3 tahun ini juga fakta dan bukan opini semata – jabon

Mudahnya memilih lahan untuk jabon

Jabon bukanlah jenis tanaman yang membutuhkan jenis lahan khusus untuk bisa hidup. Inilah mengapa, penyebaran Jabon bisa terjadi demikian pesat di berbagai daerah yang memiliki perbedaan karakter geografis serta iklim. Meski secara umum, Jabon sangat cocok jika ditanam dikawasan beriklim tropis.
Untuk bisa tumbuh secara optimal, Jabon sangat cocok bila ditanam di kawasan yang memiliki suhu antara 21-26o celcius. Biasanya, kisaran suhu ini terdapat pada daerah yang memiliki ketinggian antara 10-900 meter di atas permukaan laut. Namun, ada beberapa petani yang menyatakan bahwa Jabon bisa pula tumbuh di kawasan pada ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut.
Jabon bisa pula tumbuh pada berbagai kondisi tanah. Seperti pada tanah yang tergolong sebagai tanah ultisol. Tanah ini merupakan tanah yang memiliki kandungan tanah liat di bagian bawahnya serta bersifat asam. Selain tanah ultisol, jabon bisa pula ditanam di tanah yang berjenis oxisol. Yaitu tanah yang tergolong sebagai tanah tua sehingga hanya memiliki sedikit kandungan mineral dan bersifat lapuk.
Di Indonesia yang merupakan kawasan dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia, Jabon termasuk salah satu jenis tanaman yang cocok untuk dibudidayakan. Sebab, tanah gunung berapi yang disebut andisol ini memiliki tingkat kesuburan cukup baik meski tanah ini berwarna kehitaman.
Di India, Jabon banyak ditemukan tumbuh pada tanah gambut dekat sungai dan di tanah rawa. Bahkan Jabon terlihat tumbuh lebih baik pada tanah gambut lembab yang memiliki drainase baik daripada di tanah yang kering (Troup, 1921). Di Jawa, ditemukan pula Jabon yang mampu tumbuh di kawasan yang berada di dekat laut dengan karakter air payau (Backer dan van den Brink Bakhuizen, 1965). Sementara di wilayah Sabah, Malaysia fakta yang ditemukan justru lebih menarik. Jabon bisa tumbuh dan berkembang dengan baik pada lahan kritis yang rusak akibat mesin-mesin berat yang digunakan pada kawasan bekas hutan alam.
Semua kondisi tersebut menunjukkan, bahwa Jabon adalah jenis tanaman yang mampu tumbuh di berbagai macam jenis dan kondisi tanah. Ini yang membedakan Jabon dari beberapa jenis tanaman lain, yang biasanya cukup sensitif terhadap kondisi tanah yang kurang kondusif.

 

Pemilihan Bibit Jabon yang baik

Jabon: Salah satu kunci keberhasilan proses penanaman kayu Jabon dimulai dari pengetahuan tentang pemilihan bibit jabon yang baik. Dengan bibit jabon yang baik, maka keuntungan yang diharapkan semakin besar kemungkinanannya untuk diraih. Meski demikian perlu juga disadari, bahwa bibit hanya merupakan salah satu faktor keberhasilan penanaman Jabon namun bukan satu-satunya faktor penentu.
Oleh karena itu, bibit yang baik belum tentu bisa menghasilkan panen kayu Jabon yang besar pula. Namun, dengan memilih bibit jabon yang benar diharapkan bisa meminimalisir resiko yang mungkin terjadi selama masa penanaman hingga penebangan.
Langkah awal yang bisa dilakukan dalam memilih bibit Jabon adalah dengan mengetahui aneka varietas yang ada dalam tanaman Jabon. Selama ini, bibit Jabon terbagi menjadi dua jenis, yaituJabon Merah dan Jabon putih. Perbedaan keduanya secara fisik bisa dilihat dari warna pucuk daunnya.
Untuk Jabon merah, pucuk daunnya berwarna merah. Sedangkan pada Jabon putih pucuk daunnya berwarna hijau. Perbedaan lain dari kedua jenis ini terdapat pada warna batang kayunya. Untuk jabon merah batang kayunya berwarna sedikit kecoklatan sehingga lebih banyak digunakan untuk bahan papan rumah. Sementara pada jabon putih, batang kayu lebih berwarna putih.
Dari kedua jenis tersebut, tidak ada perbedaan lain secara spesifik. Hanya, berdasar pengamatan  dari para petani Jabon, jenis Jabon Putih  dianggap lebih cepat tumbuh dan besar daripada Jabon merah . Namun secara fisik dan kimiawi, kedua jenis tersebut tidak terlalalu memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
Dengan kondisi ini, Bagi calon petani Jabon kiranya tidak perlu terlalu mempersoalkan tentang jenis bibit Jabon yang ada. Baik jabon merah maupun putih, pada dasarnya memiliki kualitas sama saja. Yang paling penting adalah perawatan selama masa penanaman guna bisa menghasilkan kayu Jabon yang berkualitas.
Dalam memiliih bibit Jabon, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh para petani. Beberapa hal tersebut di antaranya adalah :
Kekompakan Media
Kekompakan media meliputi kondisi batang, dimana untuk bibit yang baik batang harus dalam kondisi utuh. Tidak ada bagian yang terlihat retak, karena bila retak akan mudah terkena penyakit.
Ketinggian
Tinggi bibit yang baik idealnya adalah 30-60 cm. Ini adalah tinggi bibit yang ideal. Jangan mudah tertipu bila ada pedagang bibit yang menawarkan bibit yang lebih tinggi dengan janji waktu panen lebih cepat. Sebab, bibit yang tingginya melebihi ketinggian ideal, biasanya memiliki akar yang sudah kuat dan menembus poli bag tempat sementara bibit. Dampak jika menggunakan bibit seperti ini adalah tanaman akan stres bisa dipindahkan. Mengingat, akar yang sudah menembus poly bag tersebut, akan masuk ke dalam tanah yang otomatis akan tercabut bila dipindahkan.
Diameter
Diameter bibit yang sehat biasanya berkisar antara 5-8 mm. Hal ini merupakan diameter normal untuk ukuran bibit. Bila ada bibit yang berukuran kurang dari 5 mm, maka bibit tersebut bisa digolongkan ke dalam bibit kelas dua.
Nilai Kekokohan bibit
Nilai kekokohan bibit jabon untuk bibit kelas unggulan dikategorikan pada angka 50-90.

Warna daun
Bibit yang baik dan sehat akan memiliki daun yang berwarna hijau dan terlihat cerah. Hanya pada Jabon merah, pada bagian ujung dauh akan terdapat warna merah yang membedakan dengan Jabon putih.

 

Tips menyemai benih jabon

Benih jabon : Dalam proses penanaman benih  Jabon, selain membeli bibit yang sudah siap tanam, kita bisa pula melakukan penyemaian bibit. Hanya saja, bagi para calon petani memang akan lebih praktis dengan membeli bibit siap tanam daripada harus menyemaikan bibit sejak awal. Selain kurang efisien dari sisi waktu, resiko kegagalan pun mengancam khususnya jika proses penyemaian tersebut tidak dilakukan dengan tepat.
Proses penyemaian benih jabon , dimulai dengan cara memetik buah jabon yang berwarna kuning. Selanjutnya, buah tersebut dijemur selama 10 hari di bawah sinar matahari. Setelah dijemur, buah jabon diremas dan direndam dalam air selama 1-2 jam. Tujuannya agar biji jabon bisa terpisah.
Setelah biji jabon bisa dipisahkan, masukkan ke dalam media penyemaian benih jabon. Untuk media penyemaian ini sendiri, bisa dibuat dari tiga macam campuran. Campuran pertama adalah pasir halus dan kompos, komposisi kedua pasir halus dan tanah halus. Media terakhir yang bisa digunakan adalah campuran cocopeat dan arang sekam.
Dari ketiga jenis campuran media tersebut, yang paling cepat menjadikan benih jabon menjadi kecambah adalah campuran pertama yaitu pasir halus dan kompos. Waktu yang dibutuhkan hanya sekitar 10-15 hari sampai tumbuh kecambah. Sementara untuk  jenis campuran kedua, proses perkecambahan membutuhkan waktu 20-25 hari. Dan campuran ketiga, waktu yang dibutuhkan paling lama yaitu mencapai 25-30 hari.
Meski paling cepat menghasilkan kecambah, namun campuran jenis pertama bukan tanpa resiko. Karena kecambah yang dihasilkan melalui media pasir halus dan kompos ini justru paling rentan terkena penyakit yaitu jamur dan jumping off atau mudah roboh. Ciri dari penyakit ini adalah munculnya jamur yang mirip sarang laba-laba berwarna putih. Untuk mengatasinya, cukup semprotkan Dithane M-45 sesuai dosis yang dianjurkan.
a. Pemeliharaan Kecambah
Jika kecambah benih jabon sudah mulai tumbuh dalam media penyemaian, sebaiknya letakkan di tempat tertutup dan lembab selama satu bulan. Baru pada bulan kedua, media penyemaian bisa dipindahkan ke ruang terbuka yang mendapat sinar matahari secara langsung.
Selama proses ini, yang perlu diperhatikan adalah masalah penyiraman benih jabon  guna menjaga kelembaban dan kebutuhan air. Penyiraman bisa dilakukan dengan menggunakan alat semprot kecil guna meratakan sebaran air siraman. Proses ini dilakukan selama 10 minggu sampai benih bisa disapih. Air yang digunakan untuk menyiram adalah air tanah murni tanpa campuran. Dan setiap satu minggu, air tanah tersebut bisa ditambahkan dengan Dithane M-45 dengan komposisi seperempat sendok Dithane M-45 dicampur satu liter air.
Keseluruhan waktu yang dibutuhkan sampai benih jabon bisa disapih dan dipindahkan ke poly bag, adalah 3,5 bulan. Rinciannya adalah 1 bulan benih jabon berada di tempat penyemaian, dan dua bulan benih berada dalam masa kecambah. Dalam masa ini, ketinggian bibit sudah akan mencapai 25-40 cm saat dipindah ke poly bag.
b. Penyapihan
Tahap ini adalah masa di mana benih jabon yang sudah menjadi kecambah mulai tumbuh sehingga siap untuk dipindah ke dalam poly bag. Bibit yang siap dipindah adalah bibit yang sudah memiliki 2-3 pasang daun, akarnya utuh serta tidak terdapat luka. Ini guna menghindari bibit mati selama masa penyapihan karena hal tersebut menunjukkan bibit tidak sehat.
Selama dalam masa penyapihan, sebaiknya bibit diletakkan di bawah pelindung. Gunanya mencegah bibit jabon dalam poly bag terkena sinar matahari secara langsung dan terutama terkena air hujan. Ukuran bedengan ini biasanya 5 x 1 meter.
Untuk media penanaman di dalam poly bag, digunakan media yang memiliki nutrisi yang bisa bisa mendukung pertumbuhan tanaman. Biasanya, tanaman membutuhkan nutrisi seperti unsur hara makro yang terdiri dari kalsium, magnesium, pospor. Selain itu unsur mikro hara juga dibutuhkan seperti Fe, Zn, Cul, Mn dan B. Ini merupakan lambang unsur senyawa kimia yang sangat baik dalam menciptakan tanaman Jabon yang sehat. jangan takut menyemai benih jabon

 

Cara menyemai benih jabon

benih jabon :
  1. Pada dasarnya dalam proses  penyemaian bibit jabon dengan cara di tebar di media tanah subur yang halus seperti  biji tanaman bayam ( tidak seperti cara membenihkan biji sengon ) setelah tumbuh  kecambah bibit jabon sekira 3 cm  bisa dipindahkan ke polybag. Yang perlu diperhatikan dalam penyemaian adalah media penyemaian bibit jabon perlu dijaga supaya jangan terlalu lembab karena dapat menyebabkan benih jabon terkena jamur, karena proses tumbuh kayu jabon memakan waktu antara 14-30  hari. Sebelum ditabur benih jabon media tanam sebaiknya di sterilisasi dengan cara perebusan atau penggorengan maupun penjemuran dibawah sinar matahari  guna mematikan jamur dan bibit penyakit.
  2. Media untuk penyemaian benih bibit jabon sebaiknya diberi tutup plastik     ( model bisa seperti tudung saji makanan) agar benih jabon yang disemai tidak terkena air hujan dan angin, selain itu agar menjaga media tetap lembab.
  3. Selama proses penyemaian bibit jabon sebaiknya  jangan dilakukan penyiraman terlebih dahulu,  lebih baik apabila media semai dibasahi dengan cara pengembunan dengan menggunakan semprotan percikan halus.
  4. serangan jamur dan kerapatan  umumnya terjadi pada saat benih jabon tumbuh seukuran 3-6  milimeter, dimana benih yang terlalau rapat sebaiknya dilakukan penjarangan.
  5. Tahukan anda media tanam bibit jabon terbaik berdasarkan pengembangan dan penelitian kami serta lebih dari ratusan pelanggan kami yang telah berhasil menyemai bibit jabon,media yang terbaik adalah tanah atas (top Soil) dari kebun yang subur,media ini bisa diayak sampai sangat halus dan disterilkan dengan cara dijemur kering dibawah sinar matahari.
 (diolah dari berbagai sumber dan litbang)

 

Menakjubkan : Tahapan dalam proses penyemaian biji jabon

Jabon :  ketika anda mulai membaca tulisan ini anda akan tahu bahwa menyemai benih atau biji jabon itu bukanlah hal yang terlalau rumit dan cukup mudah untuk dipelajari. Memang membutuhkan sedikit ketelatenan dan perjuangan yang lumayan dalam penyemaian benih atau biji jabon tetapi asalkan kita punya tekad kuat untuk mau belajar dan mencoba hal itu mudah dilakukan .saya akan membantu  langkah sederhana yang perlu kita perhatikan dalam penyemaian biji jabon antara lain :
Hari pertama : persiapan lahan dan media Siapkan media penyemaian yang steril dan bebas dari biji rumput dan jamur yang nantinya bisa menggangu pertumbuhan,bisa menggunakan tanah halus yang diayak atau menggunakan tanah endapan lumpur sungai. Sementara untuk penaburan  bisa menggunakan media kotak,polybag tanah ataupun guludan.untuk guludan dibuat menggunung sehingga bebas dari terjangan genangan air hujan. Perlu diperhatikan juga ancaman dari ayam maupun tikus yang berseliweran.
Hari ke- 2 : penaburan biji jabon Sebelum biji atau benih jabon ditabur perlu dijemur selama 1-2 jam agar mengurangi kelembaban dan mengaktifkan biji jabon tersebut. Sebelum mulai penaburan media tanam disiram air sampai jenuh tetapi jangan sampai menggenang. Setelah disiram benih jabon / biji jabon ditabur secara merata diatas media.dilanjutkan dengan penutupan dengan plastik dan paranet untuk menjaga kelembaban media dan melindungi dari sinar matahari langsung dan air hujan.media penaburan benih dijaga jangan sampai kering.
Hari ke- 5 atau ke – 6 : perlakuan Di hari ke-6 paranet dibuka separuh ,kontrol kelembaban media dan penyiraman dengan semprotan halus supaya media menjadi lembab. Hari ke 8-10 :     pengontrolan 
Media dikontrol kelembabanya seperti langkah di hari ke-5 atau ke -6
Hari ke 10-14 : pengecekan pertumbuhan                             Biasanya biji/benih jabon sudah mulai tumbuh di hari ke-10 sd hari ke-14 meskipun belum merata,pertumbuhan merata akan terjadi di hari ke 21 setelah penaburan biji.
Hari ke -11 sd hari ke 21 Setelah biji jabon mulai tumbuh setiap pagi antara jam 8-11 pagi benih dibuka sungkup dan paranetnya setiap pagi guna dilakukan penyiraman dan pemanasan serta penyemprotan fungisida dosis rendah.penyiraman gunanya mencegah kekeringan,pemanasan dan penyemprotan fungisida digunakan agar benih cepat tumbuh dan tidak terkena jamur.
Hari ke -24 keatas Benih jabon sudah mulai berdaun agak lebar,perlakuan seperti langkah ke 6 diulangi serta diadakan penyiangan rumput.

 

Tips menanam jabon : pemilihan lokasi budidaya

Dalam menanam jabon ada lahan lahan sebagai berikut yang perlu diperhatikan antara lain:

  1. Berdasar Ketinggian dari permukaan laut. Pada dasarnya, Jabon bisa ditanam hingga ketinggian 1300 meter di atas permukaan laut. Namun, hasil yang didapatkan kurang begitu optimal. Pada ketinggian ini, Jabon memang masih bisa tumbuh, namun pertumbuhannya kurang begitu cepat. Jabon memang cocok ditanam  pada ketinggian 100-1000 meter dpl. Jika ingin menanam jabon dengan ketinggian diatas 1000 M dpl dan ingin hasil yang  lebih optimal akan bisa didapatkan jika Jabon yang ditanam pada lahan berketinggian 1000-1100 meter di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, Jabon bisa tumbuh lebih bagus dan resiko dari hama ulat pun lebih sedikit. Selain itu, berdasar praktek di lapangan, pada usia 15 bulan Jabon yang ditanam mampu mencapai ketinggian 10 meter dengan diameter 10cm. Di sisi lain, ada sebuah pemberitaan di media massa yang menyebutkan bahwa menanam Jabon di ketinggian 1000 m di atas permukaan laut akan berdampak pada kerdilnya jabon. Namun setelah dilakukan penelitian, kerdilnya Jabon tersebut bukan disebabkan ketinggian lahan tanam. Melainkan disebabkan oleh struktur tanah di mana Jabon tersebut ditanam yang kurang sehat dan berstruktur keras. Apabila jabon ditanam pada lahan yang berstruktur lembut dan subur, meski pun berada pada lahan yang tinggi, akan tetap mampu tumbuh subur. Oleh karena itu, sebaiknya hindari menanam Jabon di tanah yang berstruktur keras. Sementara, bila masalah yang dihadapi adalah soal kesuburan tanah, bisa diatasi dengan membuat lubang tanam yang lebih besar. Selain itu, perlu dilakukan pemberian pupuk kandang dan hayati agar mampu merangsang pertumbuhan awal Jabon tersebut.
  2. Ketersediaan air. Tanaman jabon yang terlalu lama terendam dalam air, bisa menimbulkan efek negatif. Hal ini akan mengakibatkan munculnya penyakit busuk akar serta daun menjadi kuning dan rontok. Penyebab dari kondisi ini adalah bagian akar tidak mampu berevaporasi atau bernafas dengan baik. Walaupun pada dasarnya, Jabon merupakan jenis tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap genangan air.Untuk menghindarkan dari dampak negatif ini, langkah yang bisa dilakukan salah satunya adalah membuat parit. Sehingga air bisa mengalir dengan lancar dan menghindarkan terjadinya genangan yang berlebihan.
  3. Lahan Pasir. Jabon bisa ditanam termasuk pada lahan yang berpasir, meski proses pertumbuhannya kurang begitu sempurna. Penyebabnya adalah akar jabon menjadi sulit menyatu atau lengket dengan media pasir. Biasanya, jabon yang ditanam pada lahan berpasir ini akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil. Solusi menanam di lahan berpasir adalah dengan melakukan pencampuran media awal. Di antaranya dengan membuat lubang sebesar 50 x x50 atau 60 x 60. Selanjutnya, mengeluarkan tanah berpasir yang ada di dalam lubang tersebut untuk kemudian dicampupr dengan tanah subur yang berasal dari sawah dan pupuk kandang. Perbandingan  campuran  tersebut  adalah 40 : 50 : 10. Dengan pencampuran ini, diharapkan kandungan organik yang ada di dalam masing-masing media mampu merangsang jabon untuk tumbuh lebih baik. Jika perlu, bisa ditambahkan pupuk hayati yang fungsinya adalah memperbanyak kandungan mikroba di media tanam. Cara seperti ini bisa pula dilakukan pada tanah yang memiliki struktur keras agar akar muda jabon bisa tumbuh terlebih dahulu di tanah subur, sehingga ketika jabon tumbuh dewasa akarnya kuat untuk memecah lapisan tanah yang keras tersebut.

 

Pemilihan Bibit Jabon yang baik

Jabon :Salah satu kunci keberhasilan proses penanaman kayu Jabon dimulai dari pengetahuan tentang pemilihan bibit jabon yang baik. Dengan bibit jabon yang baik, maka keuntungan yang diharapkan semakin besar kemungkinanannya untuk diraih. Meski demikian perlu juga disadari, bahwa bibit hanya merupakan salah satu faktor keberhasilan penanaman Jabon namun bukan satu-satunya faktor penentu.
Oleh karena itu, bibit yang baik belum tentu bisa menghasilkan panen kayu Jabon yang besar pula. Namun, dengan memilih bibit jabon yang benar diharapkan bisa meminimalisir resiko yang mungkin terjadi selama masa penanaman hingga penebangan.
Langkah awal yang bisa dilakukan dalam memilih bibit Jabon adalah dengan mengetahui aneka varietas yang ada dalam tanaman Jabon. Selama ini, bibit Jabon terbagi menjadi dua jenis, yaituJabon Merah dan Jabon putih. Perbedaan keduanya secara fisik bisa dilihat dari warna pucuk daunnya.
Untuk Jabon merah, pucuk daunnya berwarna merah. Sedangkan pada Jabon putih pucuk daunnya berwarna hijau. Perbedaan lain dari kedua jenis ini terdapat pada warna batang kayunya. Untuk jabon merah batang kayunya berwarna sedikit kecoklatan sehingga lebih banyak digunakan untuk bahan papan rumah. Sementara pada jabon putih, batang kayu lebih berwarna putih.
Dari kedua jenis tersebut, tidak ada perbedaan lain secara spesifik. Hanya, berdasar pengamatan  dari para petani Jabon, jenis Jabon Putih  dianggap lebih cepat tumbuh dan besar daripada Jabon merah . Namun secara fisik dan kimiawi, kedua jenis tersebut tidak terlalalu memiliki perbedaan yang sangat mencolok.
Dengan kondisi ini, Bagi calon petani Jabon kiranya tidak perlu terlalu mempersoalkan tentang jenis bibit Jabon yang ada. Baik jabon merah maupun putih, pada dasarnya memiliki kualitas sama saja. Yang paling penting adalah perawatan selama masa penanaman guna bisa menghasilkan kayu Jabon yang berkualitas.

Dalam memiliih bibit Jabon, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan oleh para petani. Beberapa hal tersebut di antaranya adalah :
Kekompakan Media
Kekompakan media meliputi kondisi batang, dimana untuk bibit yang baik batang harus dalam kondisi utuh. Tidak ada bagian yang terlihat retak, karena bila retak akan mudah terkena penyakit.
Ketinggian
Tinggi bibit yang baik idealnya adalah 30-60 cm. Ini adalah tinggi bibit yang ideal. Jangan mudah tertipu bila ada pedagang bibit yang menawarkan bibit yang lebih tinggi dengan janji waktu panen lebih cepat. Sebab, bibit yang tingginya melebihi ketinggian ideal, biasanya memiliki akar yang sudah kuat dan menembus poli bag tempat sementara bibit. Dampak jika menggunakan bibit seperti ini adalah tanaman akan stres bisa dipindahkan. Mengingat, akar yang sudah menembus poly bag tersebut, akan masuk ke dalam tanah yang otomatis akan tercabut bila dipindahkan.
Diameter
Diameter bibit yang sehat biasanya berkisar antara 5-8 mm. Hal ini merupakan diameter normal untuk ukuran bibit. Bila ada bibit yang berukuran kurang dari 5 mm, maka bibit tersebut bisa digolongkan ke dalam bibit kelas dua.
Nilai Kekokohan bibit
Nilai kekokohan bibit jabon untuk bibit kelas unggulan dikategorikan pada angka 50-90.
Warna daun
Bibit yang baik dan sehat akan memiliki daun yang berwarna hijau dan terlihat cerah. Hanya pada Jabon merah, pada bagian ujung dauh akan terdapat warna merah yang membedakan dengan Jabon putih.
Demikian sedikit tips dari kami dalam memilih bibit jabon

 

Cara budidaya jabon

Budidaya jabon : Proses penanaman bibit pohon Jabon, termasuk hal yang penting untuk diperhatikan. Mengingat dalam proses ini akan menentukan bagaimana tanaman Jabon bisa tumbuh dan berkembang sehingga sesuai harapan. Sebab, untuk mengoptimalkan hasil tanaman bukan sekedar dengan cara menanami lahan dengan bibit sebanyak-banyaknya.
Karena jika hal tersebut dilakukan, bisa jadi bukan keuntungan yang diperoleh petani. Namun sebaliknya, bibit yang ditanam akan mati atau tumbuh kurang optimal. Dengan demikian, keuntungan yang diharapkan pun tidak akan tercapai. Cara yang paling baik dalam proses penanaman Jabon adalah dengan sistem optimalisasi dan bukan maksimalisasi.

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam proses penanaman Jabon di antaranya adalah :
1.    Penyiapan Lahan
Dalam proses penyiapan lahan ini ada dua hal penting yang harus dilakukan. Yang pertama adalah pembersihan lahan dari unsur pengganggu. Seperti semak belukar, alang-alang dan berbagai tanaman yang sudah mati. Proses pembersihan bisa dilakukan dengan cara manual atau menggunakan zat kimia seperti Sodium Chorate (5-10 g/m2)
Hal kedua adalah pengolahan tanah. Dalam hal ini, tanah perlu dikelola agar mampu memberikan kesuburan bagi tanaman yang akan hidup di tanah tersebut. Pengelolaan ini meliputi proses pemupukan, baik pupuk organik maupun anorganis. Untuk pupuk organis bisa menggunakan pupuk kandang, sementara pupuk anorganik yang biasanya dipakai adalah NPK, TSP, KCL dan SP36.
Setelah pemupukan, tanah perlu diberikan zat kapur sebanyak 100 gram per lubang. Proses ini biasanya dilakukan pada tanah yang asam, tanah yang belum matang serta tanah yang sedikit unsur hara calsium dan magnesiumnya.
Pengolahan tanah terakhir adalah mencampurkan bahan mineral untuk proses ameliiorasi. Bahan ini berfngsi sebagai sumber hara mineral, menurunkan nilai KTK serta mampu meningkatkan kejenuhan basa di tanah.
2.    Penentuan Jarak Tanam
Jarak tanam memiliki peran penting dalam menentukan kualitas tanaman. Karena jarak tanam ini akan mempengaruhi sebuah tanaman dalam proses memperoleh sinar matahari. Untuk budidaya Jabon, jarak tanam ideal adalan 3 x 4 meter dengan pola tanam monokultur. Hal ini diperlukan, mengingat ketika Jabon sudah mulai tinggi, maka masing-masing cabang akan tumbuh dan bersinggungan.
Bila terlalu rapat, akan berdampak menghalangi sinar matahari yang bisa ditangkap oleh batang Jabon. Selain itu, di bagian akar akan terjadi perebutan zat makanan oleh setiap tanaman. Sehingga tanaman Jabon tidak akan bisa tumbuh secara sempurna dan pertumbuhannya hanya cenderung kurus tinggi saja.
Pembuatan Lubang Tanam
Proses pembuatan lubang ini sebaiknya dilakukan seminggu sebelum bibit ditanam. Hal ini dilakukan guna menciptakan pemupukan awal bagi lubang tempat bibit Jabon akan ditanam.
Ukuran lubang secara umum berukuran 40 x 40 x 40 cm. Di dalam lubang, ditaburi pupuk kandang dan kompos dengan dicampur pupuk TSP secukupnya. Jumlah pupuk ini sepertiga dari kedalaman lubang. Setelah terisi, pupuk tersebut ditimbun dengan tanah bagian atas lalu diaduk hingga rata. Langkah selanjutnya adalah menutup lubang tersebut dan selanjutnya bekas lubang diberikan penanda yang disebut ajir.
Penanaman
Seminggu usai penggalian lubang, barulah proses penanaman bibit Jabon dilakukan. Waktu yang ideal untuk melakukan penanaman Jabon adalah bulan November – Februari yang bertepatan dengan musim penghujan. Hal ini untuk mencegah bibit Jabon dari masalah kekeringan, mengingat tanaman ini sangat sensitif terhadap kekeringan.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan selama proses penanaman ini. Di antaranya adalah :
  • Gali kembali tanah yang sudah diisi pupuk sebelumnya.
  • Siapkan bibit jabon dengan cara melepasnya dari kantung atau poly bag. Pada proses ini harus dilakukan secara hati-hati guna menghindari rusaknya akar.
  • Masukkan bibit ke dalam lubang dengan hati-hati dan tegak lurus.
  • Timbun sekeliling bibit dengan tanah bekas galian.  budidaya jabon

 

Jabon merah sebagai alternatif pendamping jabon putih

Jabon merah:   salah satu varietas atau jenis dari tanaman jabon yang saat ini mulai dilirik untuk dikembangkan oleh para pekebun adalah jabon merah (antocephalus macrophyllus).  pohon yang selama ini menjadi endemik di daerah Indonesia bagian timur ini dilirik karena memiliki kualitas kayu lebih bagus daripada jabon putih, dalam artian memiliki kelas keawetan dan kekerasan diataskayu jabon putih.  
akan tetapi kayu jabon merah atau yang lazim dikenal sebagai samama merah juga memiliki waktu panen yang relatif lebih lama apabila dibandingkan dengan jabon putih seperti yang sudah diketahui bahwa jabon putihsudah  bisa mulai dipanen usia 5-7 tahun sedangkan jabon merah dapat dipanen mulai usia 8-10 tahun.
Salah satu kelebihan lain dari jabon merah adalah tanaman ini memiliki ketahanan terhadap hama dan organisme pengganggu yang selama ini kerap menyerang jabon putih,terutama dari jenis ulat penggulung daun. hal ini sangat mahfum karena daun jabon merah relatif lebih keras disamping itu kulit batang jabon merah juga lebih tebal sehingga ulat kurang menyukainya.kelebihan yang lain dari kayu jabon merah yaitu lebih toleran terhadap tanah yang agak kering disamping itu daunnya kurang disukai hewan ternak.seperti halnya jabon putih ,kayu jabon merah juga bisa dibuat kayu lapis atau veneer dan furniture berkualitas.
Menimbang kelebihan dan kekurangan terhadap kedua jenis tanaman jabon tersebut serta untuk mengurangi serangan hama, penanaman jabon merah dan jabon putih dengan cara di campur ( secara polikultur ) . model pencampuran ini bisa memakai perbandingan 50:50 ataupun 70 : 30 atau menurut situasi dan kondisi di lapangan.
Semisal dengan Jumlah tanaman per hektar dengan jarak tanam 3×3 meter, kita tanam jabon putih sebanyak 800 pohon, dan kita selingi jabon merah sebanyak 300 pohon. maka kita bisa melakukan penjarangan di tahun ke-4 sebanyak 50 persen,tahun ke 6-7 sebanyak 35 persen, dan di tahun ke 8- 10 sebanyak 15 persen tanaman, sedemikian sehingga di akhir tahun ke 8-10  kita bisa melakukan panen jabon merah secara penuh.
Dengan adanya variasi jenis tanaman dalam suatu hamparan kebun maka diharapkan akan saling melengkapi sehingga keseimbangan ekosistem akan makin terjaga.

 

Perbedaan diantara jabon merah dengan jabon putih

jabon merah :kami sering mendapat berbagai macam pertanyaan mengenai perbedaan  antara  jabon merah dan jabon putih,bahkan ada diantara beberapa penjual bibit jabon yang mengatakan bahwa bibit jabon yang di pangkal daunnya terdapat warna  merah diklaim sebagai jabon merah.setelah kami melakukan pengamatan dan konsultasi terhadap beberapa ahli yang sudah   lebih berpengalaman dan rekan rekan kami lainya maka akan berusaha memberikan penjelasan mengenai kedua jenis pohon jabon tersebut .
  • Jabon Merah ( Antocephalus Machropyllus ) memiliki ciri daun yang  kapes kapes mirip daun jati dan berbulu    warna daun bawah atas  cenderung agak kasar dan merah merata.
  • berat jenis kayu jabon merah hampir setara dengan  kayu  mahoni memiliki keras kelas III dan awet III- IV sementara jabon putih memiliki serat kayu putih kekuningan.jabon putih kelas keras IV dan kelas awet IV-V
  • Pertumbuhan jabon merah lebih lambat daripada jabon putih bila ditanam dilahan dan pemupukan setara dibuktikan dengan penanaman di pringsurat temanggung ,dimana jabon merah usia 5 tahun rata rata memiliki tinggi 10 meter dan diameter 16-20 cm,sementara jabon putih memiliki diameter rata rata 25-30 cm dan tinggi 15 meter,hal ini tidaklah aneh karena secara hukum alam, semakin keras kayu, semakin lambat pertumbuhannya, hal ini pernah terjadi waktu demam jati emas,dimana di usia 7 tahun bisa berdiameter 25-30 cm,tetapi ternyata memiliki kayu yang empuk setara sengon, Sampai saat ini belum ada ahli yang bisa merekayasa kekerasan dan kerapatan kayu,kecuali dengan merekayasa waktu pengolahan dengan perendaman dan pengovenan
  • Harga kayu jabon merah sedikit diatas jabon putih terpaut sekitar 100- 200rb dan juga cocok dibuat bangunan maupun veneer kayu lapis bahkan ditingkat pabrik,cenderung harganya sama.
  • Penyebaran alami jabon merah terkonsentrasi di daerah Indonesia bagian timur antara Sulawesi,Maluku dan  Papua karena agroklimat disana sangat cocok,berdasar pengalaman rekan kami di Tasikmalaya,jabon merah ditanam di lahan diatas 850 dpl ternyata menjadi kerdil sedangkan jabon putih ditanam sampai 1000 m dpl masih menunjukkan pertumbuhan yang bagus. Penyebaran alami jabon putih di sekitar  Kalimantan,Jawa,dan Sumatera.
Berdasarkan penjelasan dari para ahli,maka kiranya sangat bijak bagi para pekebun maupun petani jabon untuk lebih memperhatikan tanaman mana yang cocok ditanam di daerah masing masing.betul ada artikel yang menunjukkan jabon merah 8 bulan pertumbuhannya sama dengan jabon putih, bahkan jatu super pun di awal pertumbuhan 1-2 tahun pertama setara dengan jabon,tapi memasuki tahun ke-3 pertumbuhan jabon merah akan melambat secara signifikan.

 

Lebih menguntungkan jabon merah atau jabon putih ?

Akhir akhir ini kami banyak mendapat pertanyaan,lebih menguntungkan mana antara menanam jabon merah ( samama ) dan jabon putih ( antocephalus cadamba ). Karena banyak masyarakat yang masih bingung terhadap keberadaan tanaman tersebut. Akhirnya kami akan menjawab berdasarkan fakta lapangan antara jabon merah dan jabon putih, tentunya pertanyaan yang akan dijawab adalah menguntungkan apabila dilihat dari sisi ekonomi.

Di pasaran saat ini kayu jabon merah terpaut sekitar 100-200 ribu dari jabon putih, andaikata dihitung dari per kubik dibikin rata rata 800 ribu, untuk jabon putih sedangkan jabon merah harganya sekitar 900 ribu per kubik. Akan tetapi pertumbuhan jabon merah sekitar separuh dari kecepatan pertumbuhan jabon putih sehingga mari kita hitung keuntungan dari kedua tanaman tersebut,tentunya penghitungan ini mengabaikan nilai INFLASI ( kenaikan harga secara umum ) dan penanaman dilahan yang sama,perawatan yang sama ,serta mengabaikan faktor hama dan penyakit maupun Force majeur.
1. Jabon putih per ha,jumlah tanaman 1000 batang dirata rata dalam 5 tahun menghasilkan sekitar 300 meter kubik dengan harga sekarang rata-rata adalah 800 ribu rupiah per kubik akan menghasilkan : 300 x rp 800.000 = 240 juta.
2. Jabon merah  per ha,jumlah tanaman 1000 batang dirata rata dalam 5 tahun menghasilkan sekitar 150 meter kubik dengan harga sekarang rata-rata adalah 500 ribu rupiah per kubik akan menghasilkan : 150 m3 x rp 500.000 = 75 juta,  tunggu dulu,,,,,,,,tunggu dulu kenapa harga kayu jabon merah  hanya 500 ribu? Ternyata harga 500 ribu ini adalah harga log kayu jabon yang berdiameter 15-21 cm.hasil uji coba di Temanggung.jabon merah usia 5 tahun rata rata berdiameter 17 cm,sementara jabon putih rata rata 28 cm, jadi tentu saja harga log jabon berdiameter 17 cm sekitar separuh dari harga log ukuran diameter 30 cm
3. Sekarang kita hitung untuk masa tanam 10 ( sepuluh tahun ). Jabon putih umur 10 tahun sudah memasuki panen yang ke-2 .maka di tahun ke 10 jadi jabon putih sudah menghasilkan 240jt x 2 = 480 juta.
4. Sekarang kita hitung untuk masa tanam 10 ( sepuluh tahun ). Jabon merah umur 10 tahun sudah memasuki panen yang ke-2 walaupun terpaksa .maka di tahun ke 10 jabon merah sudah menghasilkan 75jt x 2 = 150 juta.
5. Bagaimana kalau kedua tanaman ini dipanen bersama di usia 10 tahun? Dalam arti tidak dipanen di tahun ke-5 atau ke -6 . jabon putih usia 10 tahun per ha bila tidak dilakukan penjarangan ,maksimal juga menghasilkan sekitar 400 m3, sementara jabon merah diperkirakan menghasilkan sekitar 300 m3,dengan asumsi sudah mencapai diameter rata –rata 30 cm,mari kita hitung lagi .
1.    jabon putih   = 800rb x 400 m3 = 320 juta.
2.    Jabon merah = 900rb x 300m3 = 270 juta.

Dengan perhitungan realistis diatas maka dapat kita simpulkan bahwa menanam jabon putih SECARA EKONOMI LEBIH MENGUNTUNGKAN DARIPADA JABON MERAH ,dengan asumsi biaya penanaman relatif sama,akan tetapi bagi pedagang bibit, apabila konsumen membeli jabon merah akan lebih menguntungkan,karena sampai tulisan ini ditulis, harga bibit samama ( jabon merah ) siap tanam sekitar 3000 – 7000 rupiah,sedangkan jabon putih 700- 2000 rupiah.kenapa harga jabon merah dibuat mahal ? Hal ini karena permainan persepsi dan pandangan emosional  semata. Tapi tidak ada salahnya menanam kedua jenis tersebut bila memiliki tujuan dan niat  untuk menjaga keragaman dan menghijaukan bumi.
Ada pertanyaan lagi ? kok ada yang mengasumsikan per hektar jabon merah ataupun putih bisa mendapatkan 1,2 milliar sampai 5 miliar dalam 5 tahun. Bahkan ada pedagang bibit sengon maupun jabon yang mengasumsikan bisa dapat 10 milliar dalam 10 tahun (2x panen ) . jawabannya : BISA !!!!!….bila terjadi inflasi super,dimana harga harga naik 10 x lipat, contohnya beras per kilogram naik menjadi 50 ribu dari harga sekarang 5 ribu per kilo , bensin per liter 50 ribu, nasi padang sepiring 120 ribu. Maka bisa jadi harga kayu jabon per kubik menjadi 5 juta rupiah.
Alangkah baiknya kita berikan edukasi yang mendidik bagi masyarakat serta tidak hanya mengambil untung sesaat selamat menanam jabon.

Jabon untuk reklamasi lahan

Jabon merupakan jenis tanaman yang mampu tumbuh di berbagai kondisi lahan. Termasuk jika ditanam pada lahan kritis atau boksit. Inilah yang membedakan Jabon dengan jenis tanaman lain, yang sulit tumbuh jika ditanam pada lahan yang kualitasnya jelek.
Di beberapa kawasan, seperti Malaysia dan Kalimantan yang terdapat wilayah pertambangan Jabon masih bisa tumbuh dengan baik pada lokasi tersebut. Padahal biasanya, lahan bekas pertambangan memiliki kualitas tanah yang kurang baik karena eksplorasi yang berlebihan.
Beberapa dampak yang terjadi pada tanah bekas eksplorasi pertambangan diantaranya berpengaruh pada :

a.   Isi / kandungan flora dan fauna  di atasnya.
Dengan adanya kegiatan pertambangan, terjadi pergeseran pola kehidupan dalam sebuah lingkungan. Di antaranya akan menyebabkan hilangnya keseimbangan alam hayati seperti tanaman dan hewan yang hidup di kawasan tersebut. Kedua jenis makhluk ini merupakan komponen alami yang berfungsi menjaga kesuburan tanah.
b.  Kontruksi lahan sifat fisik lahan.
Dengan adanya aktivitas pertambangan, menjadikan perubahan fisik sebuah kawasan. Seperti terciptanya lubang, atau juga perubahan susunan tanah antara bagian yang subur dan tidak subur serta adanya pergeseran lapisan tanah. Kontur tanah pun menjadi berubah seiring adanya eksplorasi lahan di kawasan tersebut.
Hal ini berdampak pada perubahan sifat fisik lahan. Seperti berkurangnya ikatan tanah atau tekstur tanah, susunan struktur tanah. Demikian juga, ikatan antar senyawa tanah menjadi labil dan tidak homogen. Kondisi ini menyebabkan hilangnya kemantapan tanah, porositas yang tidak menentu serta tanah cenderung menjadi padat. Tanah seperti ini, akan sulit untuk menjadi media tumbuh dan berkembangnya tanaman, kecuali jenis tertentu.
c.  Kandungan mineral dan sifat tanah dan air tanah.
Biasanya, zat yang digunakan dalam proses penambangan akan tertinggal di area bekas penambngan tersebut. Sebagian zat tersebut, memiliki sifat Pada lahan bekas tambang mineral sebagian besar mengandung zat yang membahayakan, khususnya bagi kehidupan makhluk hidup.
Pada proses pembongkaran materi yang terekplorasi ke permukaan sebagian mengalami suatu perubahan persenyawaan. Hal ini dapat dilihat dari proses keteruraian tanah, penggumpalan dan terjadinya perubahan warna tanah itu sendiri. Selain itu, jika diteliliti melalui uji laboratorium akan terlihat bukti adanya perubahan persenyawaan tersebut.
Berbagai proses ini, menjadikan tanah menjadi masam, jasad renik serta tanaman tidak dapat hidup. Hal ini karena tanah kekurangan unsur kebutuhan tanaman, karena tanah sudah terkontaminasi racun bagi tanaman.
Penambangan yang dilakukan dengan sistem penggalian terowongan pun menimbulkan dampak yang tidak kalah merusaknya. Pada pengeksplorasian tanah dengan sistem ini akan menyebabkan kandungan air tanah terganggu kestabilannya. Hanya saja, pada penggalian terowongan yang sangat dalam, tidak akan menyebabkan pengaruh yang besar apabila tanah di bagian atasnya digunakan untuk lahan tanaman.Untuk pertambangan dengan cara penggalian yang berupa terowongan., berpengaruh terhadap kandungan air tanah, namun jika galian yang dalam tidak banyak pengaruhnya.
d.   Sifat biologi tanah
Tumbuhan membutuhkan unsur hara untuk mengubah zat kimia alam menjadi zat organik bagi tanaman. Unsur hara ini berasal dari olahan mikroba. Seperti manusia, unsur hara berfungsi sebagai sumber makanan bagi tanaman. Sehingga apabila unsur hara ini tidak ada, maka tanaman tidak akan mampu tumbuh jika dikembangkan di lahan tersebut. Bagian tanah yang memiliki unsur hara terbanyak terletak pada bagian atas. Semakin ke bawah, maka semakin sedikit unsur hara yang terkandung di dalam tanah tersebut.
Dalam proses penambangan, biasanya tanah bagian bawah yang dieksplorasi dengan cara membalik masing-masing lapisan tanah. Akibatnya, mikroba yang tadinya hidup di lapisan tanah teratas menjadi hilang. Hal ini terjadi ketika proses pencampuran lapisan tanah tersebut berlangsung. 

 

Revolusioner ! jabon sebagai tanaman reklamasi lahan boksit

Tanah boksit  merupakan tanah kurus dengan unsur hara yang minim untuk tanaman. Beberapa kandungan yang menonjol untuk tanah bosit  adalah kalsium, besi dan mangan.
Berdasarkan kondisi lahan reklamasi dengan jenis tanah boksit pada umumnya sangat miskin akan unsure hara. Untuk melakukan reklamasi lahan pada lahan bersangkutan perlu dilakukan  teknik yang tepat agar tanaman yang ditanam  menjadi hidup  dan tanah disekitarnya menjadi subur. Beberapa cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1.  Persiapan Lahan Bosit Untuk Penanaman.
Sebagai lahan kritis, tanah boksit membutuhkan penanganan khusus sebelum dijadikan lahan pertanian.Telah dijelaskan di atas bahwa tanah bosit merupakan tanah kurus yang miskin kandungan unsur hara. Dengan demikian unsur hara merupakan komponen yang harus disiapkan terlebih dahulu, agar lahan boksit bisa kembali digunakan sebagai lahan produktif. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, antara lain :
  • Menggali lahan sebagai tempat tumbuh dengan jarak tanam yang sudah ditentukan. Agar tanaman dengan jarak tanah sama dan teratur maka dilakukan dengan anjir.
  • Sediakan media awal sebagai media tumbuh tanaman. Pada media tanam tersebut dicampur dengan penyerap air (water asorbtion) yang dapat dibuat berbagai bahan yang bersifat sebagai penyerap air.
  • Setelah 5 sampai 7 hari tanah seluruh permukaan mulai disemprot dengan pupuk hayati yang telah difermentasi. Bisa juga dilakukan pencampuran dengan superjet  dengan dosis 1 lite rpupuk hayati, 1 liter Phosmit dan 200 liter air. Tujuannya untuk mengelola  tanah bosit dengan mengintroduksi mikroba yang mampu mengelola tanah. Untuk daerah bekas galian tambang, penyemprotan dilakukan dengan dosis yang lebih banyak.
  • Selanjutnya, setiap lubang diberikan pupuk organik granul Bio Alami. semakin banyak media pupuk ditaburkan, maka lahan akan semakin baik. Tujuan memberikan media organik yaitu digunakan sebagai media tumbuh awal tanaman jabon. Tanaman Jabon jika langsung ditanam pada tanah bosit sulit untuk berkembang, bahkan mati.
  • Penggunaan pupuk an organik sebaiknya diberikan setelah tanaman mulai tumbuh di lahan tersebut. Akan lebih baik diberikan pada umur antara 3 bulan sampai dengan 6 bulan setelah penanaman. Tujuan pemberian pupuk an organik pada waktu tersebut agar tanaman tidak mengalami stress. Sebab reaksi pupuk anorganik ini sangat cepat, sehingga jika pemberiannya pada masa awal penanaman tanaman belum cukup kuat. Pemberian pupuk an organik pada  tanah ini setelah umur 3 bulan berfungsi sebagai bahan makanan yang  dikelola oleh mikroba. Dengan pertumbuhan jabon yang relatif cepat maka unsur hara tidak cukup mengandalkan dari pupuk organik material dan kinerja mikroba.

2.    Penanaman.
     Dalam proses penanaman Jabon, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Diantaranya 
       adalah :
  • Penamanan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. Sehingga selama musim hujan tanaman tersebut sudah tumbuh cukup kuat untuk memasuki musim kemarau.
  • Media untuk tanam sebaiknya mengandung media organik, yang lebih tahan lama dalam menyerap air dibandingkan dengan tanah bosit. Penyimpanan air di dalam media organik ini dilakukan oleh bakteri atau jamur.
  • Untuk membantu dalam penyediaan air di musim kemarau dapat dilakukan dengan memberikan batang pisang, yang dipotong ukuran sedang dan ditimbun pada media tanaman di dekat pohon jabon.
  • Jika keadaan cukup dratis maka diperlukan penyiraman, untuk penyiraman sebaiknya dilakukan pada sore hari. Hal ini agar tanaman tidak mengalami perubahan suhu yang drastis sehingga menjadikan tanaman mati.

Bibit Jabon

Bibit jabon – Jika anda serius dan tekun pasti saya yakin anda akan berhasil dalam investasi ini. Pohon ini sangat cocok untuk usaha kayu lapis maupun furniture. Bibit Jabon ini sangat mudah tumbuh dan tidak perlu perawatan khusus.saat ini jabon digunakan sebagai bahan baku pengganti kayu sengon dalam furniure maupun kayu lapis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar