PELUANG PASAR
JAHE
Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat terutama sebagai bahan rempah-rempah dan obat-abatan tradisional maka jahe mempunyai prospek pemasaran yang cukup baik untuk dikembangkan. Apalagi dewasa ini jahe telah menjadi salah satu komoditas ekspor yang permintaannya cukup tinggi dengan harga yang cukup tinggi dibandingkan dengan biaya produksi. Kendala yang ditemui oleh para eksportir adalah pasokan jahe dari sentra-sentra produksi tidak mencukupi dibandingkan dengan pesanan yang diterima. Adapun negara-negara tujuan ekspor adalah Amerikan Serikar, Belanda, Uni Emirat Arab, Pakistan, Jepang, Hongkong. Bahkan Hongkong yang tidak mengembangkan jahe juga telah mengekspor manisan jahe yang dioleh dari jahe yang diimpor dari Indonesia.
Potensi dan
kendala.
Kabupaten
Sukabumi sebagai salah satu sentra produksi jahe di Jawa Barat sebenarnya
mempunyai peluang yang cukup besar dalam pengembangan jahe. Hal ini jika dilihat dari potensi daerah,
penyediaan sarana pertanian dan banyaknya petani yang secara rutin menanam
jahe. Sesuai dengan kesesuaian lahan
dan iklim, banyak tempat di Kabupaten Sukabumi yang cocok untuk penanaman
jahe. Begitu pula dengan sarana
pertanian yang mudah didapatkan dan terutama banyak petani yang telah
berpengalaman dalam perjahean.
Walaupun
demikian sampai saat ini petani belum mendapatkan nilai tambah yang maksimal
dalam usahataninya atau dengan kata lain keuntungan usahatani jahe masih banyak
dirasakan oleh pedagang pengumpul dan para eksportir. Hal ini disebabkan karena para petani belum
menguasai teknologi budidaya yang mutakhir dan masalah mutu hasil
produksi. Dengan demikian banyak
ditemukan kegagalan dalam usahatani yang disebabkan oleh masalah hama/penyakit
terutama penyakit busuk bakteri, harga yang tidak sesuai dan hasil produksi
yang rendah.
Pemasaran
Jahe.
Hasil
produksi jahe dipasarkan dalam bentuk rimpang segar dan jahe olahan disesuaikan
dengan permintaan pasar baik untuk pemasaran dalam negeri maupun ekspor.
Rimpang
segar.
Para petani umumnya menjual jahenya
dalam bentuk rimpang segar baik jahe gajah, jahe emprit maupun jahe merah. Rimpang segar jahe gajah banyak diekspor
untuk memenuhi permintaan beberapa negara.
Di negara tersebut jahe segar akan diolah kembali menjadi minuman berupa
anggur jahe dan sirup jahe dan makanan berupa selei dan dodol jahe. Untuk keperluan ekspor harus memenuhi syarat
mutu hasil yaitu umur panen 8 – 9 bulan, bobot rimpang minimal 150 gram,
rimpang beruas utuh, berdaging cerah, bersih dari batang semu, akar, serangga
dan kotoran yang melekat. Rimpang segar
jahe emprit dan jahe merah digunakan untuk konsumsi rumah tangga dan industri
obat tradisional.
Jahe
Olahan.
Hasil
olahan jahe ternyata lebih menguntungkan untuk dipasarkan karena harganya lebih
tinggi dibandingkan dengan jahe segar.
Jahe gajah yang dipanen muda diproses menjadi jahe asinan (salted
ginger) sebelum diekspor. Di negara
tujuan jahe asinan akan diolah kembali menjadi manisan jahe. Untuk mengolah menjadi jahe asinan harus memenuhi persyaratan umur panen 3 – 4
bulan, kondisi segar dan tidak busuk. Ukuran rimpang disesuaikan dengan bobot
yaitu L : 100 gr – 150 gr, M : 50 gr –
100 gr, S : < 50 gr.
Jahe
kecil emprit yang dipanen umur 9 bulan diolah menjadi jahe kering kemudian
diekspor sesuai dengan permintaan negara pemesan baik dalam bentuk jahe hitam
yang kulitnya belum dikupas, jahe putih yang kulitnya dikupas sama sekali dan
jahe kasar yang kulitnya rada-rada dikupas.
Kemudian jahe kering ini diolah kembali menjadi gula jahe, bubuk jahe,
minyak jahe dan oleoresin. Bubuk jahe
banyak digunakan oleh industri farmasi, makanan, minuman dan sebagai penyedap
masakan.
Begitu
pula dengan jahe merah selain dipasarkan, rimpang segarnya juga diolah menjadi
jahe kering sebagai bahan baku
untuk membuat gula jahe dan ampasnya diolah menjadi tepung jahe yang banyak
digunakan oleh industri obat-obatan.
Langkah
Strategis.
Untuk
mencapai hasil yang diinginkan dalam usahatani jahe maka perlu diperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut :
- Perlu diketahui kemana hasil produksi akan dipasarkan baik menyangkut harga maupun jenis produksi yang diinginkan oleh eksportir atau pedagang pengumpul.
- Benih yang berkualitas harus benar-benar dijamin ketersediaannya dan kalau telah ada sebaiknyan digunakan benih yang bersertifikat.
- Pemilihan lokasi penanaman harus sesuai dengan tanaman jahe.
- Penanaman harus disesuaikan dengan musim tanam.
- Mudah mendapatkan sarana pertanian lainnya seperti pupuk dan pestisida.
- Menguasai teknologi budidaya dan pengolahan hasil produksi.
Diharapkan
dengan melaksanakan langkah-langkah strategis di atas pelaku bisnis jahe mulai
dari petani sampai tingkat ekspotir akan mendapatkan keuntungan. Eksportir akan mendapatkan bahan baku untuk ekspor dengan
jumlah yang cukup sesuai pesanan dilain pihak petani akan mendapatkan kepastian
harga dan volume produksi yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi over produksi
yang mengakibatkan harga komoditas menjadi jatuh.
Karena
bisnis jahe memerlukan modal yang cukup besar maka hal yang tidak kalah penting
untuk dipikirkan adalah masalah permodalan baik ditingkat petani maupun pihak
pedagang pengumpul dan eksportir.
Petani jahe yang selama ini mengelola tanamannya dengan menggunakan
modal sendiri tentu tidak dapat melaksanakan semua anjuran teknis yang
diberikan baik mengenai budidaya tanaman maupun pengolahan pasca panen, begitu
pula lahan yang dapat diusahakannya sangat terbatas. Begitu pula para pedagang pengumpul dan
eksportir akan sulit memenuhi pesanan dari luar negeri maupun dalam negeri
karena keterbatasan dana dalam mengumpulkan hasil produksi petani dan mengolah
hasil dari petani menjadi produk yang sesuai dengan pesanan.
Kebijakan.
Sukabumi
sebagai sentra produksi jahe di Jawa Barat perlu terus mengembangkan komoditas
jahe dengan kemudahan kredit perbankan yang berbunga rendah, baik untuk para
petani maupun pengusaha yang berkeinginan menjadi eksportir jahe.
Oleh karena itu apabila ada kebijakan untuk
pengembangan komoditas jahe perlu disiapkan segala sesuatunya terutama
menyangkut langkah-langkah strategis yang telah disebutkan di atas sehingga
tingkat kegagalannya akan dapat diminimalkan yang berakibat pengembalian kredit
dari petani dan pengusaha komoditi jahe akan lancar dan tepat waktu. Hal ini akan menjadi terasa penting jika
dilihat dari prinsip ekonomi kerakyatan dimana semua kebijakan harus berpihak
kepada kepentingan rakyat bukan kepada segelintir orang. Begitu pula harus semaksimal mungkin dapat
mengakomodasi kegiatan masyarakat.
Masyarakat petani seperti petani tanaman pangan, pekebun, peternak
maupun nelayan yang merupakan bagian
terbesar dari rakyat perlu diberi priorotas utama. Sebagai langkah awal, diprioritaskan kepada
komoditi unggulan untuk semua subsektor bukan hanya pada subsektor tertentu
saja sehingga dapat menimbulkan perasaan ketidakadilan bagi pelaku tani yang
lain. Selanjutnya perlu diperhatikan
komoditas lain yang perlu dikembangkan karena mempunyai prospek pemasaran yang
baik terutama untuk ekspor.
kami menjual komoditi jahe untuk Export dan lokal spesifikasi sbb :
BalasHapus1. Berat / pc min 100 gram up
2. bersih dari tanah
3. packing karung jala warna merah a. 32 kg
4. kuantiti bisa Ribuan ton
5. pembayaran Cash pada saat di angkat
6. sistem kontinyu
7. Harga FOB
bagi teman2 yang membutuhkan komoditi tersebut bisa telp. Kami di 087774252939 dan 082114942588:
Bisnis jahe merah bisa menjadi Peluang yang sangat menggiurkan ya, apalagi kita di Indonesia dengan tanahnya yg subur sangat cocok untuk bertanam berbgai tanaman, termasuk jahe.
BalasHapusKAMI MEMAWARKAN JAHE MERAH KWALITAS SUPER.LOKASI DI BANTEN.STOK 3 TON/MINGGU.MINAT,HUB:085960484183 (AGUS SALIM)
BalasHapusTolong publikasikan lokasi penampung jahe merah .. agar mudah dan dalam penjualanya.
BalasHapusTolong publikasikan lokasi penampung jahe merah .. agar mudah dan dalam penjualanya.
BalasHapus